Sorry, I Love You

Hmmm...ngaku aja aku rada shy shy cat alias malu malu kucing (hehehe) mostingin sinopsis dan cuplikan draft novelku ini. Cuma mau share aja. Kalau bagus kasih jempol kalau jelek kasih duit aja (hehehehe) Pis ah ...


SINOPSIS

“SORRY, I LOVE YOU”

Eva cewek yang ngga pede an. Dia ngga pernah menyadari dengan apa yang ia miliki. Eva tetap aja merasa jelek meskipun banyak teman yang bilang kalau dirinya manis. Menurut Eva, mereka tuh cuma memuji dan membesarkan hati Eva saja. Begitu juga dengan urusan cinta, Eva ngga pernah pede. Eva memendam cinta sama Reza, cowok primadona sekolah sekaligus sahabat dekat Eva, selama lima tahun. Sayangnya, Reza yang ganteng dan cerdas itu menyimpan rahasia besar, yaitu punya penyakit kanker darah, leukimia. Hingga akhirnya, ada seorang siswi baru yang cantiknya kayak selebriti bikin heboh para cowok SMA Tunas Bangsa, tempat Eva menuntut ilmu. Cewek itu namanya Sarah. Seiring dengan berjalannya waktu, Reza semakin dekat aja dengan Sarah. Reza sering jalan bareng sama Sarah, hingga ngga ada waktu buat Eva. Karena cemburu, Eva berusaha dandan semaksimal mungkin agar terlihat cantik seperti Sarah, tapi tetep aja Rezanya cuek. Jadi apakah benar kalau Reza cinta ama Sarah? apakah Eva ngga punya kesempatan buat deket ama Reza lagi, paling ngga sebagai teman dekat lah? Tapi kenapa terkadang Reza begitu care banget ama Eva?


Salah Satu Adegan Novel ku di ambil dari BAB ke 7 Hlm 91

BAB TUJUH

Hari minggu pukul 19.00. Perayaan hari ulang tahun Ardi berlangsung dengan meriah dan mewah. Maklum Ardi adalah salah satu anak terkaya di SMA Tunas Bangsa tempat Eva menuntut ilmu. Pesta ulang tahunya diselenggarakan di kediamannya yang besar, ibarat istana megah mendiang Lady Diana. Di setiap baris pagar di hiasi kelap kelip lampu berwarna. Di tengah tengah pesta ada sebuah kolam renang yang dihiasi dengan balon berwarna warni, hijau, merah, kuning, biru, ungu, orange dan merah jambu. Kue tartnya menjulang tinggi, di bagian puncaknya terpasang lilin dengan angka 17. Suasana pesta menjadi lebih rame dengan di putarnya lagu rancak yang memekikan telinga. Terlihat para tamu undangan memenuhi tempat pesta, mereka berdiri sambil memegang gelas berisi sirup strawberry.

“Selamat malam semuanya. Selamat datang di acara pesta ulang tahunnya Ardi yang ke seventeen, kasih tepuk tangan biar meriah dong.” kata presenter di atas panggung.

Suara riuh tepuk tangan tamu undangan menggema.

“Ardi ke sini dong, kasih salam buat teman teman loe,” Presenter menyarankan, menarik tangan Ardi.

“Teman teman, terima kasih kalian semua sudah meluangkan waktu bisa hadir di acara pesta ultah gue yang ke 17. Gue harap kalian menikmati acara malam ini.” ucap Ardi yang mengenakan tuxedo hitam. Riuh tepuk tangan tamu undangan meramaikan lagi.

Tit Tit Tit! handphone Ardi berdering.

Ardi memberi isyarat, melambaikan tangan pada tamu, turun dari panggung untuk menerima telepon.

”Halo!” sapa Ardi.

“Hai Sha! Baik. Kabar kamu gimana?”

“Syukurlah.”

“Iya nih pestanya baru aja di mulai.”

“Ngga pa pa kok, lain kali kan kita bisa ketemu.”

“Terima kasih.”

“Oh kado? Sudah kok.”

“Suka, bagus banget. Terima kasih ya Sha.”

“Ok. Belajar yang serius ya. Biar cepat lulus...!”

Byeee!”

“Para hadirin, malam ini ada tamu istemewa. Kalian pasti sudah ngga sabar buat melihat performance nya. Langsung aja kita sambut The Maxim....” ucap Presenter menyambut The Maxim.

Para personil The Maxim yang beranggotakan 5 orang itu naik ke atas panggung. Sang vokalis, Andra, menyapa. “Hallo, semuanya. Gimana kabar kalian? Kita semua berharap kalian semua sehat walafiat. Sebagai lagu pembukaan, The Maxim bakal menyanyikan lagu terbaru kita yang berjudul Ku cinta kau. Selamat menikmati.”

Mulut Eva menganga. “Wah, Andra keren banget!”

Setelah menggebrak pesta dengan lagu pop rock nya Ku cinta kau, The Maxim menyanyikan lagu dengan beat lambat. Para tamu undangan nampak menikmati penampilan The Maxim, termasuk Eva. Eva suka lagu The Maxim yang berjudul Never loved her. Saat The Maxim menyanyikan lagu itu, Eva tanpa sadar bersenandung mengikuti irama Never loved her.

“Nah, The Maxim nya kan udah nyanyi. Pasti mereka capek. Sambil menunggu The Maxim istirahat, kita potong kue dulu yuk.” ucap presenter.

Para tamu undangan menyanyikan lagu ulang tahun setelah itu Ardi memanjatkan doa dan diikuti acara memotong kue.

“Kue nya ditujuin untuk siapa nih?” tanya presenter.

“Mama-Papa.” Ardi ngasih kue kepada bonyoknya.

“Lalu untuk siapa lagi?”

Ardi memperhatikan teman teman nya hingga menemukan sahabat dekat yang lama ngga ia jumpai. ”Angga.” Ardi berkata akhirnya.

”Hai, man. Gue kira loe ngga datang.” ucap Ardi setelah memberi kue pada Angga.

“Untung aja ultah loe ngepasin liburan gue. Kalo ngga, gue ngga bakalan ada di sini.” ucap Angga.

“Untung aja, ya. Makin ok aja loe Ngga. Dah punya cewek belum?”

“Masih nunggu pujaan hati gue.”

“Oh, itu.”

“Eh, selamat ulang tahun ya, frend. Semoga sukses selalu.” Angga menjabat tangan Ardi, mereka berpelukan.

“Yo’a. Thank ya.”

“Hai, Di. Happy birthday ya.” Eva menjabat tangan. Eva malam itu memakai gaun yang tadi malam ia beli.

“Ma kasih ya, Va.”

“Selamat ulang tahun, Di.” kali ini Reza ngasih ucapan selamat.

“Terima kasih Zak. Jangan lupa contekin gue ya.” Ardi tertawa.

“Enak aja. Belajar dong! Dah mau ujian nih.”

“He he he, beres Pak guru. Nanti gue belajar kalau ingat.” timpal Ardi.

“Met ulang tahun ya.” ucap Sarah kali ini.

“Ng...! Ma kasih ya.” Ardi mengernyitkan dahi. Siapa sih nih cewek? Kok cantik banget!, bisik Ardi dalam hati.

“Oh ya, kenalin ini teman gue yang dulu gue bela belain minta ama loe biar ngundang dia.” Reza menjelaskan.

“Oh itu...!” ucap Ardi begitu ingat. Ardi memperhatikan penampilan Sarah dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gaun putih sederhana itu memang pantas menggantung di tubuh sarah. Apalagi di lehernya tergantung sebuah kalung emas yang bisa nambah nilai plus buat Sarah.

Cantik juga, ucap Ardi dalam hati..

“Kenalin, gue Sarah.” Sarah mengulurkan tangan.

“Ardi. Senang kenalan ama loe.” Ardi menyunggingkan senyuman.

“Terima kasih ya, loe sudah ngundang gue walaupun kita belum pernah ketemu.”

It’s ok. Teman Reza berarti teman gue juga dong.”

Setelah itu giliran Astrid mengucapkan selamat ulang tahun.

Ok. It’s time to dance all night long. Silahkan kalian berdansa dengan pasangan kalian masing masing.” ucap presenter.

“Sarah, loe mau dansa sama gue?” Ardi menawarkan.

“Ng...nanti pacar loe marah, gimana?” ucap Sarah ragu.

“Ngga kok. Ng... gue ngga punya pacar.”

“Ah, yang benar aja cowok kayak loe ngejomblo?” ucap Sarah ngga percaya, memelintir melintir rambutnya.

“Iya bener.” Ardi tersenyum. “Gimana, loe mau kan?”

“Ng...karena loe maksa, gue ngga bisa nolak Anggap aja sebagai kado ultah buat loe.”

Suasana malam romantis. Lampu yang tadi terang benderang kini menjadi teduh. Lagu dengan nada melow melantun di tengah tengah pesta. Para tamu berdansa dengan pasangan nya masing masing. Eva bernapas lega. Untung aja Sarah ngga berdansa sama Reza. Kalau itu terjadi, Eva bisa ngamuk. Eva masih berdiri menunggu ada cowok yang mengajak dansa. Cowok yang ia harapkan tak lain adalah Reza.

Ayo dong ajak gue dansa, bisik Eva dalam hati penuh harap.

“Hai, Ngga.” Albert memanggil.

“Hai! Va, gue ke sana dulu ya.” ucap Angga pada Eva, menghampiri Albert. Albert, teman sekelas SMA Angga dulu. Albert kini kuliah di UI.

“Iya, Kak.” Eva menganggukan kepala.

“Ehm...” Reza bergumam sambil memperhatikan penampilan Eva. “Loe tambah manis juga.” ucap Reza akhirnya.

Manis? Emangnya gula? Kalau Eva manis berarti Eva diabetes dong, gerutu Eva dalam hati. Masa sudah dibela belain dandan hampir satu jam begini ngga ada perubahan sama sekali sih? Bilang ‘Va, hari ini kamu cantik’ gitu dong!, Bisik Eva dalam hati. Bibirnya manyun.

“Va, dari pada bengong ngga ada kerjaan, kita dansa aja yuk.”

Apa? dansa? Yang benar aja Reza ngajak gue dansa? Bisik Eva dalam hati setengah ngga percaya.

“Dansa? Yang benar?” ucap Eva masih ngga percaya.

“Iya.”

Horeee ....! Terima kasih Tuhan atas mukjizat Mu.

“Ng...ok dech.” ucap Eva setenang mungkin, berlagak dengan wajar. Padahal, Eva merasa nervous tapi girangnya minta ampun.

Jantung Eva berdetak dengan kencang begitu tangan Reza melingkar di pinggangnya. Wajah Reza tepat berada di depan wajah Eva. Eva bahkan dapat merasakan hembusan nafas Reza. Jantung Eva berdetak lebih kencang lagi saat mata Reza yang begitu tajam itu menatap matanya. Ya Tuhan mata itu Engkau ciptakan dari apa? Mata itu begitu indah hingga Eva ngga mampu untuk menerima sorotan mata Reza. Ingin sekali Eva menghindar, tapi apa daya tubuhnya terasa kaku ngga bisa memberontak.

“Va, gue mau ngomong sama loe.” Reza berkata.

“Ng...mau ngomong apa?” Eva balik bertanya.

“Gue baru nyadar kalau gue punya teman special kayak loe.”

“Teman special? Maksud loe?” Hati Eva menciut begitu Reza menyatakan kalau dirinya itu cuma teman special.

“Iya, special. Baik hati, dan...” Reza tersenyum, menatap mata Eva dengan lembut.

What? Reza tadi bilang apa? Baik? Eva ngga tahu apa dirinya baik hati, perasaan Eva orangnya manja, cengeng, terus kalau lagi punya masalah dan ngga ada teman curhat dia bisa ngamuk ngamuk, menghancurkan barang barang yang ada di depannya. Jadi apakah Eva bisa dibilang baik hati?. Eh, kayaknya ada kelanjutanya lagi deh...

“Iya, dan apa?” tanya Eva ngga sabar.

“Loe tuh cantik.”

Duaaar! Jantung Eva serasa melambung tinggi ke angkasa.

Reza tadi bilang apa? Cantik? Eva masih ngga percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Kayaknya Eva perlu periksa ke THT deh. Terima kasih Bunda. Ternyata usaha Bunda me make over Eva ngga sia sia.

“Ah, masa?” tanya Eva, memastikan.

“Bener.”

Pipi Eva memerah. Eva tertunduk malu.

“Va, loe punya hubungan apa dengan Angga? Gue perhatiin loe dekat banget sama Angga. Dengar dengar loe dan Angga...”

Gawat! kayaknya ada yang ember nih. Pasti Astrid ember. Selama ini yang mengetahui rahasia Eva adalah Astrid. Eva memicingkan mata ke arah Astrid. Awas ya yang namanya Astrid besok ngga bakalan

0 Responses